Kamis, 21 Februari 2013

Tolak Diklat Kompetensi Guru Bareng dengan Diklat Kurikulum Baru

JAKARTA - Pemerintah telah melakukan uji kompetensi guru tahap satu dan dua tahun 2012 lalu. Namun janji Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan diklat kompetensi guru tidak pernah terwujud.

Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Sulistyo mengatakan, guru-guru di daerah hingga kini masih terus menagih janji Kemdikbud itu, bukan malah menggabungkannya dengan diklat guru untuk implementasi kurikulum 2013.

"Masalah diklat guru, kami ingatkan pemerintah, seyogyanya diklat itu ada dua, peningkatan kompetensi sebagai tinjak lanjut UKG, dan kedua diklat untuk implementasi kurikulum," kata Sulistyo di kantornya, Rabu (20/2).

Dua hari lalu, Menteri Pendidikan Mohammad Nuh mengatakan untuk persiapan implementasi kurikulum rencananya pemerintah akan melatih guru secara nasional. Nah, anggarannya menggunakan alokasi diklat guru yang sudah dianggarkan dalam APBN.

Kuat dugaan anggaran tersebut merupakan alokasi untuk diklat guru pascapelaksanaan UKG yang kemudian dialihkan untuk diklat guru sebagai persiapan kurikulum 2013.

"Kalau disatukan, mestinya porsi waktunya disesuaikan. Jangan dimanipulasi (antara diklat UKG dengan kurikulum, red)," tegas Sulistyo.

Ditanya mengenai tanggapan PGRI terkait rencana pemerintah yang tetap akan menerapkan kurikulum 2013 pertengahan Juli nanti, pihaknya mengaku kalau itu tetap dijalankan pemerintah, PGRI hanya bisa mendorong guru mengikutinya.

"Guru tidak mungkin mengatakan tidak ketika pemerintah menyatakan siap (tetap jalankan kurikulum). Tapi persiapannya yang harus diperhatikan. Guru siap untuk sosialisasi, siap mengkaji dokumen, mengikuti diklat dan mengelola proses pendidikan," ujarnya.(fat/jpnn)
Sumber : http://www.jpnn.com/read/2013/02/20/159381

Jumat, 15 Februari 2013

Jeroan Kurikulum Baru Dinilai Lucu

JAKARTA - Sekretaris Jenderal Federasi Guru Seluruh Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengklaim telah mengupas dalam-dalam jeroan kurikulum 2013, yakni kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) dari kurikulum yang disiapkan Menteri Pendidikan Mohammad Nuh itu. Hasilnya, kedua kompetensi itu serba tak nyambung.

"KI dan KD yang dibangga-banggakan Mendikbud dalam kurikulum 2013 yang terintegrasi itu lucu-lucu, tak nyambung" kata Retno dalam konferensi pers Koalisi Tolak Kurikulum 2013 di Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (15/2).

Retno mengatakan, sampai saat ini dokumen resmi kurikulum 2013 itu sendiri  tidak pernah dikeluarkan pemerintah. Dokumen-dokumen kurikulum yang sempat beredar selalu berubah-ubah.

Menurutnya sebuah dokumen kurikulum sedikitnya harus memuat lima hal. Seperti ketentuan pokok kurikulum, deskripsi mata pelajaran dan sistem pembelajaran, pedoman penilaian, pedoman bimbingan dan konseling, serta manajemen dan budaya sekolah.

"Tapi lima hal ini tidak pernah kami temukan dalam berbagai dokumen yang kami dapat," ujar Retno.

Kendati demikian, dari kajian yang dilakukan FSGI terhadap dokumen-dokumen yang dikemukakan Kemdikbud ke publik, FSGI menemukan banyak kelucuan dalam model kurikulum tematik integratif tersebut. Terutama berkaitan dengan kompetensi inti dan dasar kurikulum 2013.

Misalnya kompetensi inti dan kompetensi dasar yang dinilai lucu dan tidak nyambung dalam Matematika kelas X SMA, yang mengharuskan guru mengajarkan pengembangan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif kepada siswa sesuai kompetensi dasar bidang aljabar dan geometri.

"Bagaimana bisa ini diintegrasikan. Kami bingung kalau kompetensi dasar macam begini dianggap sebagai kurikulum hebat yang dibutuhkan oleh semua anak Indonesia," ujar Retno.

Karena itu pihaknya menyarankan pelaksanaan kurikulum 2013 diurungkan saja dan tetap kembali kekurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan melakukan pembenahan terhadap guru dan LPTK, bukan malah ngotot menjalankan kurikulum 2013 yang disebut Koalisi Tolak Kurikulum 2013 sebagai kurikulum tingkat kementrian pendidikan (KTKP).(fat/jpnn)

Sumber : http://www.jpnn.com/read/2013/02/15/158641

Yakin Kurikulum 2013 Gagal

JAKARTA - Setelah melakukan evaluasi terhadap kurikulum 2013 dan menemukan delapan kejanggalan, Koalisi Tolak Kurikulum 2013 memastikan bahwa penerapan kurikulum yang akan dipaksakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Juli mendatang akan gagal.

"Perubahan kurikulum 2013 dipastikan akan gagal karena secara substansi guru tidak akan mampu menjalankannya," kata Koordinator Monitoring Publik ICW, Siti Juliantari di Kalibata, Jakarta, Jumat (15/2).

Salah satu anggota Koalisi Tolak Kurikulum 2013 itu juga menilai, anggaran Rp2,49 triliun yang akan dikeluarkan oleh pemerintah akan sia-sia karena tidak mampu meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Justru, akan membuat pendidikan semakin terpuruk dan menghansurkan generasi bangsa yang akan datang.

Ditegaskannya, perlu ada mekanisme perubahan kurikulum yang sistematis dan jelas, serta harus diatur dalam peraturan perundang-undangan dengan tidak melanggar perundang-undangan yang levelnya lebih tinggi.

"Yang kita pertanyakan, siapa yang akan bertanggung jawab jika kebijakan kurikulum ini gagal?," pungkas Siti didampingi Sekjen FSGI, Retno Listyarti dan sejumlah pemerhati pendidikan lainnya.(Fat/jpnn)
 
Sumber : http://www.jpnn.com/read/2013/02/15/158642