AKARTA- Berbagai pihak menilai salah satu penyebab
menurunnya kualitas pendidikan Indonesia yaitu pengadaan dan kualitas
guru yang rendah.
Hal tersebut juga disampaikan oleh ketua PGRI,
Sulistiyo. Menurutnya, kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
seakan tidak menganggap pentingnya keberadaan guru. Padahal guru
merupakan kunci utama keberhasilan pendidikan Indonesia.
"Ketidakpedulian
pemerintah terhadap guru tercermin pada kebijakan yang tidak menganggap
guru penting, kesejahteraan guru pun tidak diperhatikan," tutur
Sulistiyo saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Komisi X DPR RI,
Kamis (10/1/2013).
Selain itu, Sulistiyo menambahkan, banyak
sekolah di Indonesia yang kekurangan guru negeri, terutama pada tingkat
Sekolah Dasar (SD). Kekurangan guru ini terjadi hampir di seluruh SD di
Indonesia. Pada setiap sekolah seharusnya pemerintah menyediakan delapan
guru pegawai negeri sipil (PNS), namun kenyataannya banyak sekolah yang
hanya memiliki tiga guru PNS.
"Kami sudah keliling dan
mengumpulkan PGRI dari seluruh kabupaten/kota, tidak ada satu pun daerah
yang guru negerinya cukup, kebanyakan diisi oleh guru honorer. Kami
lihat kekurangannya bisa sampai 30 hingga 40 persen," imbuhnya.
Sulistyo
tidak mempermasalahkan banyaknya guru honorer di sekolah. Namun
menurutnya, pemerintah harus memperlakukan guru honorer selayaknya guru
negeri. Guru honorer harus diberikan pelatihan, diperhatikan dalam hal
kepegawaian dan kesejahteraan. Dia juga mengimbuh, sistem penerimaan
guru honorer harus diperbaiki, karena selama ini penerimaan guru tidak
diatur.
"Kekurangan guru diatasi oleh Kepala Sekolah dengan
seadanya, karena tidak ada perasyaratan khusus untuk merekrut guru
honorer," ujarnya.
Berkaitan dengan rencana penerapan kurikulum
2013, Sulistyo meminta pemerintah untuk membenahi kualitas dan pengadaan
guru. Selain itu, dia juga berharap agar pemerintah memahami kondisi
guru yang sangat heterogen dan belum baik dalam segi kualitas.
Menurutnya, kurikulum sebagus apa pun, namun jika kualitas gurunya tidak
baik, maka kurikulum tersebut tidak akan berjalan dengan baik.
"Pemerintah
jangan main-main dengan kurikulum ini. Kami tidak ingin nantinya guru
disalahkan jika kurikulum ini tidak berjalan dengan lancar," tegasnya.(rfa)
Sumber : http://kampus.okezone.com/read/2013/01/10/373/744131/nasib-guru-prihatin-pgri-mengadu-ke-dpr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar